Hasil Analisis

| | 1 comments


Laporan Hasil Analisis
Tentang Pengaruh Smartphone Terhadap Minat Belajar

Oleh : Atika Chan (111402021)


BAB I

PENDAHULUAN
Akhir – akhir ini telepon pintar (smartphone) atau alat komunikasi perkembangannya semakin pesat termasuk di kalangan pelajar. Tak sedikit siswa/I  atau para mahasiswa yang mempunyai smartphone , akhirnya berdampak pada minat belajarnya. Kegiatan belajar sering terganggu karena handphone itu karena para pelajar menggunakan smartphone pada saat belajar atau pada saat KBM.


A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Kehadiran telepon pintar atau Smartphone telah merubah kehidupan manusia. Jarak selama ini dituding menjadi biang keladi kesulitan itu, tidak kuasa lagi menghalangi. Sebagian besar remaja zaman sekarang merasa dirinya sangat tergantung pada Smartphone. Menurutnya, kehadiran ponsel sangat membantu kemudahan hidup, komunikasi. Tujuan kemudahan hidup itu pula yang memaksa dirinya memutuskan menggunakan ponsel beberapa tahun silam. Alasannya biar bisa berkomunikasi dengan mudah.
Tak bisa dipungkiri lagi, bagi mereka para pelajar di seluruh penjuru di dunia modern menuntut segala sesuatunya serba cepat dan mudah.  Di zaman serba teknologi seperti sekarang ini, Smartphone bukanlah barang asing bagi siapapun. Bahkan, anak-anak kecil pun sudah banyak yang bermain dengan Smartpone. Anak-anak ini sebagai pelajar di sekolah atau kampusnya, memiliki kewajiban untuk belajar.  Namun smartphone yang mendunia itu ternyata menimbulkan masalah dan efek yang bermacam-macam. Oleh karena itu saya tertarik untuk menganalisis pengaruh dari penggunaan smartphone terhadap minat belajar ini.
B.     PEMBATASAN MASALAH
Mengingat jumlah responden cukup banyak, saya tidak mungkin mengkajinya satu persatu, agar efektif dan efesien maka penulis membatasi masalah dengan mengambil sampel beberapa orang pelajar dan pengguna teknologi agar lebih mudah untuk mengkajinya.


B.     PELAKSANAN
          Proses survey ini dilakukan mulai dari tanggal 27-29 Maret 2013.

C.     ALASAN MEMILIH JUDUL
Alasan pemilihan judul ini yaitu karena memiliki daya tarik tersendiri untuk menjadi bahan penelitian, diantaranya :
1. Hampir setiap orang memiliki handphone dan tidak sedikit yang memilih menggunakan smartphone.
2. Karena adanya objek yang mendukung untuk penelitian.
3. Karena adanya media yang memadai.

BAB II

KERANGKA TEORI
A.     PENGERTIAN HANDPHONE DAN SMARTPHONE

Handphone atau biasa disebut Telepon Genggam atau yang sering dikenal dengan nama Ponsel merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless): (Wikipedia.org).

Smartphone atau telepon cerdas adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang menentukan arti telepon cerdas. Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi.

B.     PENGERTIAN MINAT BELAJAR

Slameto (1991: 57) Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard menyatakan” Interest is persisting tendency topay attention to end enjoy some activity and content”, yang memiliki arti, minat adalah kecenderungan yang gigih untuk memperhatikan, mengakhiri, menikmati, beberapa inti kegiatan tersebut.

Sardiman A. M. (1988: 76) berpendapat bahwa minat adalah sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan seseorang yang kuat untuk melakukan perubahan tingkah laku guna memperoleh ilmu pengetahuan.

C.     Dampak Positif dan Negatif Smartphone

Kemajuan teknologi ponsel yang sangat pesat menimbulkan dampak positif dan negative bagi para penggunanya, khususnya para remaja.
Pengaruh positif bagi pengguna Smartphone
1.   Smartphone memiliki mobilitas yang tinggi. Pemilik smartphone dapat berkirim E-mail tanpaharus mengunjungi warnet terdekat..
2.  Pemilik smartphone dapat mengetahui berita-berita serta informasi penting yang terdapat dibelahan dunia manapun.
3.  Dengan adanya smartphone, pemakai tidak perlu repot-repot untuk melihat peta, karenasmartphone dapat digunakan sebagai alat navigator.
4.  Dapat berkomunikasi secara mendunia atau lebih luas

Pengaruh Negatif bagi pengguna Smartphone
1.   Smartphone dapat menyebabkan sang pemakai menjadi ANTI SOSIAL, karena pemakai sudahbisa chatting tanpa harus menemui orang secara langsung.
2.  Tidak jarang smartphone menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas.
3.  Smartphone dapat menimbulkan sindrom (gila), karena sering tertawa tanpa ada sebab yang jelas.
4.  Dapat memecah konsentrasi saat belajar atau melakukan aktifitas.
5.  Semakin sering kita menggunakan smartphone, maka semakin sering kita menghambur-hamburkan uang. Baik uang kita sendiri maupun uang orang tua kita.
6.  Smartphone dapat membuang waktu sang pengguna dengan fitur Messenger.
7.  Pelajar bisa lupa waktu karena terlalu sering memainkan smartphone.

BAB III
METODOLOGI ANALISIS

A.    PEMILIHAN METODE

Metode yang saya pilih yaitu metode pengisian angket/kuesioner yang bersifat online di mana responden memilih atau mengisi jawaban berdasarkan pertanyaan yang diajukan. Responden juga dapat mencatumkan identitasnya berupa nama/nama alias di dalam form yang telah disediakan.


BAB IV

HASIL ANALISIS


Ada pun hasil analisis berdasarkan pertanyaan dan akumulasi dari jawaban responden dapat dilihat dalam table berikut ini:


No.
Pertanyaan
Persentasi dan Tanggapan
Ya
Tidak
Penjelasan
1.
Apakah anda memiliki telepon  cerdas (Smartphone)?
88%
12%
-
2.
Menurut anda, apakah Handphone merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi ?
88%
12%
-
3.
Apa aktifitas yang paling sering anda gunakan ketika menggunakan smartphone?
-
-
    a.   Social Chat 26%
    b.   Facebook 21%
    c.   Twitter 24%
    d.   Situs Berita 16%
    e.  Lain-lain 13%
4.
Apakah anda sering menggunakan handphone pada saat jam pelajaran di sekolah/kampus?
53%
47%
-
5.
Apakah pengaruh negatif yang anda rasakan selama menggunakan smartphone?
-
-
Pada pertanyaan ini, sebanyak 45% responden menjawab tidak ada, sebanyak 40% menjawab tugas dan kegiatan lain terbengkalai, dan sebanyak 5% menjawab semakin minimnya ekonomi.
6.
Apakah pada saat belajar di rumah handphone anda di Nonaktifkan?
0%
100%
-
7.
Apakah penggunaaN smartphone membuat anda merasa malas belajar?
27%
73%
-
8.
Apakah anda pernah memanfaat fasilitas aplikasi smartphone anda dalam mengerjakan tugas sekolah/kuliah? Jika pernah berikan contohnya!
-
-
Pada pertanyaan ini sebanyak 97% responden menjawab pernah. Diantaranya:
-         untuk membantu mencari tugas,
-         untuk menggunakan calculatorya,
-         untuk melihat jawaban ujian dari slide
-         digunakan disaat quiz, untuk mencari jawaban
-         untuk memfoto catatan.
-         dll.
9.
Seberapa pentingkah penggunaan smartphone bagi anda? Berikan alasan secara singkat!
-
-
Pada pertanyaan ini sebanyak 99% responden menjawab sangat penting dengan alasan-alasan seperti :
-        untuk mendapatkan informasi berbagai bidang dengan cepat.

-        Memberikan informasi yg tidak kita dapat dari handpone biasa dan juga memberikan kemudahan untuk mencari informasi yg dibutuhkan.

-        Untuk mempermudah aktivitas

-        Menunjang prestasi dan semangat belajar siswa

-        untuk menunjang aspek kehidupan yg sekarang serba instan
-        penting buat komunikasi
-        Bisa digunakan sebagai media belajar
10.
Tuliskan nama lengkap / nama alias anda!
-
-
-
    

BAB IV

PENUTUP
A.     KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya adalah masih banyak orang yeng menyalah gunakan Smartphone. Smartphone banyak berpengaruh terhadap setiap orang khususnya para pelajar pada saat pembelajaran. Handphone memiliki dampak negative maupun positif tergantung bagai mana cara kita menggunakannya.


B.     TESTIMONI

       Metode survey via online adalah sesuatu yang pertama kali saya lakukan, sehingga masih banyak kekurangan dalam penyempurnaan hasil analisis. Namun metode ini cukup akurat dijadikan salah satu metodologi penelitian dalam suatu kasus. Contohnya dalam kasus untuk mengetahui seberapa besar pengaruh smartphone terhadap minat belajar seseorang.
       Dalam kasus pengaruh teknologi komunikasi seperti smartphone ini sering kita jumpai dimana-mana. Berbagai dampak juga kita temui dalam kasus ini. Namun dampak tersebut bagai mana cara seseorang menafsirkannya. Untuk dapat mengatasi masalah ini, kita sebagai generasi selanjutnya harus menetralisir penggunaan teknologi agar tetap stabil baik itu dari segi manfaat maupun dampak yang ditimbulkan.

Teori Belajar

| | 0 comments

Teori Penguat
Oleh : Kelompok III

Anggota :


Hasil Diskusi
A.  Tokoh dalam Teori Penguat
Tokoh yang berperan dalam teori penguat yaitu J.B. Watson. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.

Peranan J.B. Watson dalam perkembangan teori rangsang-balas adalah mengukuhkannya ke dalam suatu aliran yang diberinya nama aliran Behaviorisme.Pengukuhan itu dilakukannya dengan mengemukakan suatu kertas kerja berjudul Psychology as the behaviorist views it (Watson, 1913). Dalam aliran inilah teori rangsang-balas ini berkembang dengan pesat.

B.  Pengertian Teori Penguat

Teori penguat atau yang sering juga disebut sebagai rangsang-balas merupakan suatu teori dimana digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial seperti sikap (attitude). Maksud sikap disini adalah kecendurungan atau ketersediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu.

Salah satu teori yang menerenagkan tentang terbentuknya sikap ini dikemukakan oleh Daryl Beum (1964). Beum mengemukakan empat asumsi dasar yaitu :

1. Setiap tingkah laku, baik yang verbal maupun sosial, merupakan suatu hal yang bebas dan berdiri sendiri, bukan merupakan refleksi sikap, sistem kepercayaan, dorongan, kehendak, ataupun keadaan-keadaan tersembunyi lainnya dalam diri individu.

2. Rangsang atau tingkah laku-balas adalah konsep-konsep dasar untuk menerangkan suatu gejala tingkah laku. Konsep ini hanya dapat didefinisikan dan diukur secara fisik dan nyata(tampak mata).

3. Prinsip-prinsip hubungan rangsang-balas sebetulnya hanya sedikit. Prinsip ini sangat tampak bervariasi karena bervariasinya lingkungan di mana hubungan rangsang-balas itu berlaku.

4. Dalam analisis tentang tingkah laku perlu dihindari di ikutsertakannya keadaan-keadaan internal yang terjadi pada waktu tingkah laku itu timbul,baik yang bersifat fisiologik(kelelahan. kelaparan, dll) maupun yang bersifat konseptual (dorongan, kehendak,dll).

Berdasarkan asumsi-asumsi dasar diatas maka Beum mengemukakan teori tentang Hubungan Fungsional dalam interaksi sosial. Dalam teori tersebut, Beum menyatakan bahwa dalam interaksi sosial terjadi dua macam hubungan fungsional, pertama adalah hubungan fungsional di mana terdapat kontrol penguat, yaitu jika tingkah laku-balas ternyata menimbulkan penguat yang bersifat ganjaran. Dalam hal ini ada-tidaknya atau banyak-sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas. Hubungan fungsional yang kedua terjadi jika tingkah laku-balas hanya mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu. Hubungan fungsional yang seperti ini disebut hubungan fungsional di mana terdapat kontrol diskriminatif dan tingkah laku-balas yang terjadi hanya jika ada rangsang diskriminatif disebut tact.


C.  Contoh dan Penerapan Teori Penguat

      Sehubungan dengan dinamika sebagai mahasiswa IT, beberapa contoh dan penerapan teori penguat (rangsang-balas) diantaranya:

a.  Seorang dosen menggunakan metode belajar dengan cara selalu menyuruh mahasiswanya untuk menulis di kertas semua tugas-tugas maupun rangkuman dari apa saja yang disampaikannya  selama perkuliahan. Sementara telah tersedia media pembelajaran yang lebih mudah seperti penggunaan teknologi komputer yang dapat mendukung teknologi aplikasi pengolah kata seperti Ms. Word. Mereka tetap melaksanakan permintaan dosen tersebut namun dengan perasaan kesal dan kondisi yang letih karena tangan mereka dipaksa untuk menulis terus-menulis.

b.  Mahasiswa Teknologi Informasi semester III harus mengikuti jadwal lab yang padat di hari Selasa dan Rabu. Hal ini mengakibatkan mahasiswa semester III harus menunda makan siang hingga pukul 3 sore. Walau mata kuliah yang diikuti tidak terlalu berat, namun dengan kondisi lapar mereka tidak konsentrasi mengikuti pelajaran yang dibawakan asisten lab mata kuliah yang bersangkutan. Sehingga pelajaran yang didapat tidak semaksimal kuliah-kuliah lainnya.

Testimoni
Teori belajar penguat lebih mengutamakan keadaan stimulus dan respon seseorang dalam menanggapi sesuatu. Teori belajar ini dapat kita sadari secara langsung maupun tidak. Contoh secara langsung yaitu saat seseorang kedinginan saat AC di dalam sebuah ruangan dinyalakan. Contoh tidak langsung yaitu, seperti saat seseorang merasa marah saat dia diejek oleh temannya. Teori belajar penguat ini cukup sering kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari yang ditangkap oleh alat indera berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan juga perasa.

Source : 
http://waroengpsikologi.blogspot.com/2012/10/psikologi-sosialpengembangan-teori.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik.html

Sensasi dan Persepsi (Part III)

| | 1 comments


Baiklah, posting sebelumnya tentang pengalamanku itu hanya merupakan 1 dari sejuta pengalaman berhargaku (Klik hear and cekidot the post). Seperti postinganku sebelumnya tentang Sensasi dan Persepsi dalam memahami ilusi gambar, maka sebelum menelusuri pengalaman-pengalamanku yang lain, dalam postingan-ku kali ini terlebih dahulu akan sedikit menyinggung kembali tentang pengertian sensasi dan persepsi. 

Sensasi berasal dari kata “sense” dalam bahasa Inggris yang berarti alat pengindraan, yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami otak. Sedangkan menurut Benyamin D. Wolman sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis dan konseptual. Kita mengenal lima indera atau pancaindera. Indera penerima dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok sesuai dengan asal sumber informasi, yaitu informasi yang ditangkap oleh ekstroseptor (dari luar, mata, telinga), interoseptor (dari dalam, sistem peredaran darah misalnya) dan proprioseptor (gerakan dari tubuh kita sendiri). Apa saja yang menyentuh alat indera dari dalam atau dari luar disebut stimuli.

Sensasi yaitu proses menerima informasi dari dunia luar, lalu menerjemahkannya dan mengirimkannya ke otak atau dengan kata lain sensasi dapat di artikan dengan pengindraan. Oleh sebab itu sensasi sangat erat kaitannya dengan alat indra manusia karena dari alat-al;at indra tersebutlah awal mula sensasi terjadi.
Sensasi berdasarkan panca indera dapat dikategorikan dalam beberapa bagian, yaitu:
Ø  Indera Penglihatan : didapatkan dari indera penglihatan yaitu mata.
Ø  Indera Pendengaran :didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Ø  Indera Peraba : didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
Ø  Indera penciuman: didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
Ø  Indera pengecapan atau rasa : didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.


Jika tadi sensasi adalah proses menerima informasi dari dunia luar, maka yang dimaksud persepsi adalah proses menafsirkan informasi itu dan membentuk citra dunia.
Kita dapat memperluas pandangan tentang persepsi sebagai mekanisme melalui stimuli lingkungan, hingga dicapai kesimpulan bahwa persepsi teramat penting bagi pemahaman dan terbentuknya perilaku. Seseorang individu tidak bereaksi atau berperilaku dengan cara tertentu, karena situasi yang terdapat di sekitarnya, melainkan karena apa yang terlihat olehnya, atau apa yang diyakini olehnya tentang situasi tersebut.
Persepsi dapat dikategorikan dalam beberapa bagian, yaitu :

Ø  Persepsi visual : didapatkan dari indera penglihatan yaitu mata.
Ø  Persepsi auditori :didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Ø  Persepsi perabaan : didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
Ø  Persepsi penciuman: didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
Ø  Persepsi pengecapan atau rasa : didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.


Nah Ini pengalaman lanjutan yang kualami terkait sensasi dan persepi..:D
1.   Penglihatan
Di awal 2013, aku dan 4 temanku mengawali liburan kami dengan berpetualang ke wahana liburan keluarga, Mickey Holiday yang terletak di Brastagi. Kami yang terdiri dari 5 cewek cute nan maknyus itu tertantang untuk mencoba salah satu wahana paling dasyat yang menguji adrenalin, TIREX. Kesan pertama saat melihat wahana itu sedang berputar dari kejauhan, kami hampir mengurungkan niat untuk menaikinya. Oh my God its so scare! Sensasi yang ditimbulkan cukup menakutkan kami jika harus duduk dengan safety belt yang tak seberapa ketat dan harus sanggup diputar-putar, dilayang-layangkan dan tercampak ke sisi kanan dan kiri.
Ini penampakan kami sebelum menaiki wahana Tirex.    



Namun setelah menaikinya, ternyata sangat sangat sangat mengasyikkan. Kami ketagian naik lagi, hoho.. Persepsi dari kami wahana itu bisa membuat pingsan, oh ternyata tidak..

b. Pendengaran
Ini sering kali terjadi saat aku duduk di bangku SMA. Salah satu pelajaran bahasa inggris yang tidak begitu kusukai, Listening. Kenapa tidak suka? Karena aku selalu salah. Suatu hari aku mencoba betul2 mendengar kata demi kata dari earphone di lab bahasa, kami harus mem-fill the blank-kan kata-kata yang tidak lengkap dalam suatu wacana. Kata pertama, kata kedua, kata ketiga, semua kuiisi dengan bangganya, yakin kalau jawabanku benar. Tapi apa? Tetap salah pemirsa. Fatalnya mengapa dengan bodohnya aku harus menulis ‘Goat’ (kambing) sementara kata yang dimaksud itu ‘God’ (Tuhan). Persepsiku salah lagi..:(

c. Penciuman
Waktu SD, aku dan sepupuku mencoba bermain dapur-dapuran. Bermain apa? Bermain tebak jenis rempah-rempah. Pada permainan ini akulah yang hidungnya paling tidak normal. Ketika giliranku, aku harus menebak satu jenis bahan dapur dengan mata tertutup. Aku mencium bau tajam yang menusuk hidung, baunya seperti aroma pedas yang dan panas ketika menciumnya. Mm..tidak salah lagi,  ini pasti garam. Dan sangat disesalkan permainan ini berakibat fatal bagi yang kalah. Karena bagi siapa yang salah menebak bahan dapur tersebut, dia harus lompat kodok mengitari dapur. Ya, tentu saja aku melakukan itu. Karena jawaban yang benar itu merica. Sekian.