Teori Penguat
Oleh : Kelompok III
Anggota :
Oleh : Kelompok III
Anggota :
2. Ade Irma Sonya(111402013)
3. Atika Chan(111402021)
4. M. Khairul(111402065)
5. Hardy Afandi(1114020107)
3. Atika Chan(111402021)
4. M. Khairul(111402065)
5. Hardy Afandi(1114020107)
Hasil Diskusi
A. Tokoh
dalam Teori Penguat
Tokoh yang berperan dalam teori penguat yaitu J.B. Watson. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Tokoh yang berperan dalam teori penguat yaitu J.B. Watson. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Peranan J.B. Watson
dalam perkembangan teori rangsang-balas adalah mengukuhkannya ke dalam suatu
aliran yang diberinya nama aliran Behaviorisme.Pengukuhan itu dilakukannya
dengan mengemukakan suatu kertas kerja berjudul Psychology as the
behaviorist views it (Watson, 1913). Dalam aliran inilah teori
rangsang-balas ini berkembang dengan pesat.
B. Pengertian
Teori Penguat
Teori penguat atau yang sering juga disebut
sebagai rangsang-balas merupakan suatu teori dimana digunakan untuk menerangkan
berbagai gejala tingkah laku sosial seperti sikap (attitude). Maksud sikap
disini adalah kecendurungan atau ketersediaan seseorang untuk bertingkah laku
tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu.
Salah satu teori yang menerenagkan tentang
terbentuknya sikap ini dikemukakan oleh Daryl Beum (1964). Beum mengemukakan
empat asumsi dasar yaitu :
1. Setiap tingkah laku, baik yang
verbal maupun sosial, merupakan suatu hal yang bebas dan berdiri sendiri, bukan
merupakan refleksi sikap, sistem kepercayaan, dorongan, kehendak, ataupun
keadaan-keadaan tersembunyi lainnya dalam diri individu.
2. Rangsang atau tingkah laku-balas
adalah konsep-konsep dasar untuk menerangkan suatu gejala tingkah laku. Konsep
ini hanya dapat didefinisikan dan diukur secara fisik dan nyata(tampak mata).
3. Prinsip-prinsip hubungan
rangsang-balas sebetulnya hanya sedikit. Prinsip ini sangat tampak bervariasi
karena bervariasinya lingkungan di mana hubungan rangsang-balas itu berlaku.
4. Dalam analisis tentang tingkah laku perlu
dihindari di ikutsertakannya keadaan-keadaan internal yang terjadi pada waktu
tingkah laku itu timbul,baik yang bersifat fisiologik(kelelahan. kelaparan,
dll) maupun yang bersifat konseptual (dorongan, kehendak,dll).
Berdasarkan asumsi-asumsi dasar diatas maka
Beum mengemukakan teori tentang Hubungan Fungsional dalam interaksi sosial.
Dalam teori tersebut, Beum menyatakan bahwa dalam interaksi sosial terjadi dua
macam hubungan fungsional, pertama adalah hubungan fungsional di mana terdapat
kontrol penguat, yaitu jika tingkah laku-balas ternyata menimbulkan penguat
yang bersifat ganjaran. Dalam hal ini ada-tidaknya atau banyak-sedikitnya
rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas. Hubungan fungsional yang
kedua terjadi jika tingkah laku-balas hanya mendapat ganjaran pada
keadaan-keadaan tertentu. Hubungan fungsional yang seperti ini disebut hubungan
fungsional di mana terdapat kontrol diskriminatif dan tingkah laku-balas yang
terjadi hanya jika ada rangsang diskriminatif disebut tact.
C. Contoh
dan Penerapan Teori Penguat
Sehubungan dengan dinamika sebagai
mahasiswa IT, beberapa contoh dan penerapan teori penguat (rangsang-balas)
diantaranya:
a. Seorang
dosen menggunakan metode belajar dengan cara selalu menyuruh mahasiswanya untuk
menulis di kertas semua tugas-tugas maupun rangkuman dari apa saja yang
disampaikannya selama perkuliahan. Sementara telah tersedia media
pembelajaran yang lebih mudah seperti penggunaan teknologi komputer yang dapat
mendukung teknologi aplikasi pengolah kata seperti Ms. Word. Mereka tetap
melaksanakan permintaan dosen tersebut namun dengan perasaan kesal dan kondisi
yang letih karena tangan mereka dipaksa untuk menulis terus-menulis.
b. Mahasiswa
Teknologi Informasi semester III harus mengikuti jadwal lab yang padat di hari
Selasa dan Rabu. Hal ini mengakibatkan mahasiswa semester III harus menunda
makan siang hingga pukul 3 sore. Walau mata kuliah yang diikuti tidak terlalu
berat, namun dengan kondisi lapar mereka tidak konsentrasi mengikuti pelajaran
yang dibawakan asisten lab mata kuliah yang bersangkutan. Sehingga pelajaran
yang didapat tidak semaksimal kuliah-kuliah lainnya.
Testimoni
Teori belajar penguat lebih mengutamakan keadaan stimulus dan respon seseorang dalam menanggapi sesuatu. Teori belajar ini dapat kita sadari secara langsung maupun tidak. Contoh secara langsung yaitu saat seseorang kedinginan saat AC di dalam sebuah ruangan dinyalakan. Contoh tidak langsung yaitu, seperti saat seseorang merasa marah saat dia diejek oleh temannya. Teori belajar penguat ini cukup sering kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari yang ditangkap oleh alat indera berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan juga perasa.
Testimoni
Teori belajar penguat lebih mengutamakan keadaan stimulus dan respon seseorang dalam menanggapi sesuatu. Teori belajar ini dapat kita sadari secara langsung maupun tidak. Contoh secara langsung yaitu saat seseorang kedinginan saat AC di dalam sebuah ruangan dinyalakan. Contoh tidak langsung yaitu, seperti saat seseorang merasa marah saat dia diejek oleh temannya. Teori belajar penguat ini cukup sering kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari yang ditangkap oleh alat indera berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan juga perasa.
Source :
http://waroengpsikologi.blogspot.com/2012/10/psikologi-sosialpengembangan-teori.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik.html
0 comments:
Post a Comment